Feeds:
Pos
Komentar

Archive for the ‘health n' life style’ Category

Kita sudah membeli dan mengkonsumsi obat secara bijaksana, tetapi tetap saja ada obat-obatan yang akhirnya tidak terpakai.

Lalu apakah obat tersebut boleh dibuang begitu saja?

Mungkin kita belum menyadari bahwa membuang obat ke lingkungan begitu saja ternyata berbahaya seperti halnya membuang racun. Ada obat-obat tertentu yang akan terurai menjadi racun, yang berbahaya tidak hanya bagi flora dan fauna, namun juga bagi kita sendiri.

Beberapa jenis obat seperti antibiotik, antiseptik, antivirus, antijamur, anticacing, dll, jika sampai ke tanah akan menyebabkan ketidakseimbangan flora dan fauna mikro di dalam tanah, karena dapat membunuh mikroorganisme normal.

Selain itu, khusus untuk antibiotik, dapat menyebabkan kekebalan mikroorganisme yang berbahaya terhadap antibiotik tersebut.

Selain itu, obat-obatan bekas yang dibuang akan mencemari air tanah. Atau yang dibuang ke saluran air akhirnya mengalir ke laut, mencemari ikan dan mahluk laut lainnya yang pada akhirnya masuk ke dalam perut kita.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk obat-obatan yang sudah tak (bisa) dikonsumsi?

1. Yang terpenting, jangan membuang obat begitu saja ke tempat sampah, karena dapat dijual kembali oleh pihak tak bertanggung jawab dan tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan orang lain.

2. Untuk vitamin dan mineral, bisa dipakai sebagai pupuk. Caranya, bila berbentuk kapsul, isi kapsul dikeluarkan. Jika berbentuk tablet, dihancurkan terlebih dahulu. Kemudian taburkan bubuk obat tersebut ke tanaman.

3. Untuk vitamin dan mineral cair bisa langsung dituangkan ke tanaman.

4. Kumpulkan obat-obatan yang sudah tak terpakai. Setelah agak banyak, titipkan ke apotik, rumah sakit, atau pabrik obat. Pihak-pihak tersebut biasanya melakukan pemusnahan rutin terhadap stok obat yang sudah kadaluarsa.

5. Kalau jumlah tablet/kapsul yang sudah kadaluarsa terdapat dalam jumlah sangat besar, dapat juga dititipkan di pabrik semen, untuk dijadikan campuran semen.

6. Jangan lupa untuk membuang terlebih dahulu kemasan obat. Misalnya stiker pada botol disobek, kotak kemasan digunting. Hal ini untuk mencegah pemalsuan obat, karena bisa saja botol berstiker obat diambil pemulung dan selanjutnya diisi obat palsu

7. Sisa obat yang tidak akan digunakan lagi tetapi belum kadaluarsa, dapat diserahkan pada yayasan amal yang mengadakan pengobatan gratis. Kondisi obat sebaiknya masih bagus. Artinya tablet/kapsul masih dalam wadahnya (strip, blister) yang belum dibuka, sementara untuk obat cair, tutup botol belum dibuka.

sumber: greenlifestyle

Kita sudah membeli dan mengkonsumsi obat secara bijaksana, tetapi tetap saja ada obat-obatan yang akhirnya tidak terpakai.

Lalu apakah obat tersebut boleh dibuang begitu saja?

Mungkin kita belum menyadari bahwa membuang obat ke lingkungan begitu saja ternyata berbahaya seperti halnya membuang racun. Ada obat-obat tertentu yang akan terurai menjadi racun, yang berbahaya tidak hanya bagi flora dan fauna, namun juga bagi kita sendiri.

Beberapa jenis obat seperti antibiotik, antiseptik, antivirus, antijamur, anticacing, dll, jika sampai ke tanah akan menyebabkan ketidakseimbangan flora dan fauna mikro di dalam tanah, karena dapat membunuh mikroorganisme normal.

Selain itu, khusus untuk antibiotik, dapat menyebabkan kekebalan mikroorganisme yang berbahaya terhadap antibiotik tersebut.

Selain itu, obat-obatan bekas yang dibuang akan mencemari air tanah. Atau yang dibuang ke saluran air akhirnya mengalir ke laut, mencemari ikan dan mahluk laut lainnya yang pada akhirnya masuk ke dalam perut kita.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk obat-obatan yang sudah tak (bisa) dikonsumsi?

1. Yang terpenting, jangan membuang obat begitu saja ke tempat sampah, karena dapat dijual kembali oleh pihak tak bertanggung jawab dan tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan orang lain.

2. Untuk vitamin dan mineral, bisa dipakai sebagai pupuk. Caranya, bila berbentuk kapsul, isi kapsul dikeluarkan. Jika berbentuk tablet, dihancurkan terlebih dahulu. Kemudian taburkan bubuk obat tersebut ke tanaman.

3. Untuk vitamin dan mineral cair bisa langsung dituangkan ke tanaman.

4. Kumpulkan obat-obatan yang sudah tak terpakai. Setelah agak banyak, titipkan ke apotik, rumah sakit, atau pabrik obat. Pihak-pihak tersebut biasanya melakukan pemusnahan rutin terhadap stok obat yang sudah kadaluarsa.

5. Kalau jumlah tablet/kapsul yang sudah kadaluarsa terdapat dalam jumlah sangat besar, dapat juga dititipkan di pabrik semen, untuk dijadikan campuran semen.

6. Jangan lupa untuk membuang terlebih dahulu kemasan obat. Misalnya stiker pada botol disobek, kotak kemasan digunting. Hal ini untuk mencegah pemalsuan obat, karena bisa saja botol berstiker obat diambil pemulung dan selanjutnya diisi obat palsu

7. Sisa obat yang tidak akan digunakan lagi tetapi belum kadaluarsa, dapat diserahkan pada yayasan amal yang mengadakan pengobatan gratis. Kondisi obat sebaiknya masih bagus. Artinya tablet/kapsul masih dalam wadahnya (strip, blister) yang belum dibuka, sementara untuk obat cair, tutup botol belum dibuka.

sumber: greenlifestyle

Read Full Post »

“Hugging is a miracle medicine that can relieve many physical and emotional problems facing people today,” experts say.

“The type of hugging I recommend is the bear hug,” says Dr. David Bresler, Director of the Pain Control Unit at UCLA. “Use both arms face your partner, and perform a full embrace. I often tell my patients to use hugging as a part of their treatment for pain. To be held is enormously therapeutic.”

Researchers have also found that hugging can help you live longer, protect you against illness, cure depression and stress, strengthen family relationships and even sleep without pills.

“Hugging is an excellent tonic,” declared Dr, Harold Voth, senior psychiatrist at the prestigious Menninger Foundation in Topeka, Kansas, “It has been shown scientifically that people who are mentally run-down and depressed are far more prone to sickness than those who are not. Hugging can lift depression, enabling the body’s immune system to become tuned up. Hugging breathes new life into a tired body and makes you feel younger and more vibrant. In the home, daily hugging will strengthen relationships and significantly reduce friction.”

“Researchers discovered that when a person is touched, the amount of hemoglobin in their blood increases significantly,” said Helen Colton, author of The Joy of Touching. “Hemoglobin is a part of the blood that carries vital supplies of oxygen to all organs of the body— including the heart and the brain. An increase in hemoglobin tones up the whole body, helps prevent diseases, and speeds recovery from illness. My 15 years of research have convinced me that regular hugging can actually prolong life by curing harmful depression and stimulate a stronger will to live.”

“Sometimes I just take out my prescription pad,” Dr. Bresler said, “and then I write out a prescription for four hugs a day—one at breakfast, lunch, dinner, and bedtime.” 

Read Full Post »

Suatu study yang dipublikasikan oleh the Journal of Natural Products menyatakan, study yang dilakukan oleh Catholic University di korea selatan menyebutkan bahwa Graviola mampu membunuh sel-sel kanker usus besar dengan 10.000 kali lebih kuat dibanding dengan adriamycin dan kemoterapi.. Penemuan yang paling mencolok dari study Catholic ini adalah Graviola bisa menyeleksi, memilih dan membunuh hanya sel jahat kanker saja, sedang sel-sel sehat tidak tersentuh, tidak teganggu atau tidak tidak di bunuhnya.

Kiriman dari Bapak Usman Deu (Anggota Komunitas Peduli Kanker)

Read Full Post »

Tuesday, March 9, 2010 at 6:51pm
Sudah 3 tahun seorang wanita merasa nyeri di salah satu organ tubuhnya. Namun kehidupannya serta keluarganya tetap berjalan normal. Satu keluarga bahagia. Namun saat ngobrol dengan temannya, dia disarankan untuk periksa ke dokter … karena mungkin saja ia terkena kanker. Dari diperiksakan pada dokter spesialis kanker – onkologis, hasil mammography dan biopsy ternyata memang positif kanker dengan benjolan sebesar buah anggur . Seperti biasa dokter menyarankan jurus standarnya yaitu sesegera mungkin dilakukan operasi, kemoterapi atau radioterapi.

Pikiran menjadi sangat kacau. Dia membayangkan hidup tak kan lama lagi. Dia tak punya waktu lagi. Dari kesehariannya yang normal, seketika dunianya menjadi suram. Panik, stress, satu kondisi psikologis yang sangat tidak menguntungkan. Beban menjadi 2 kali lebih berat. Dalam kurun waktu tertentu sistem pertahanan tubuh semakin runtuh. Anjuran dokter diambil begitu saja. Biaya dipikir belakangan, entah jual apa. Yang penting jiwa cepat tertolong.

Padahal, untuk menjadi satu butir lebih kecil dari anggur, satu sel kanker membutuhkan waktu sekurangnya 3 tahun. Jadi yang bersangkutan sudah menderita kanker sekitar 4 tahun dan kondisi kesehariannya biasa saja. Sekarang dia merasa tidak punya waktu sama sekali bahkan untuk berpikirpun. Inilah secara umum yang terjadi. Penderita sendirian dengan kepanikannya … dan dokter tidak mampu memberikan ketenangan dengan wawasan-wawasan yang rasional. Tidak jarang dokter memberi ultimatum agar jurusnya segera dilaksanakan. Bila tidak … dokter tidak bisa bertanggungjawab.

Dalam kepanikannya, ada penderita lain mencari pengobatan alternatif. Bertemulah dia dengan penyedia berbagai jenis herbal sampai ke dukun. Di sini angin surga yang didapatkan. Penyembuhan kanker seperti sangat mudah. Tidak perlu lagi menempuh pengobatan medis. Hanya perlu minum herbal yang ditawarkan. Atau menuruti anjuran2 pak dukun. Kanker akan segera hilang. Banyak yang tanpa bukti2 kuat. Bahkan jauh dari nalar sehat.

Inilah yang secara umum dihadapi para penderita kanker. Sendirian dalam kepanikannya. Dikelilingi oleh kepentingan2 bisnis. Untuk itu kepedulian bersama sangat diperlukan.

(Bambang Andi Prijono February 28 at 7:41pm – Komunitas Peduli Kanker)

Read Full Post »